Aku sangat bangga bisa menjadi yang terbaik di kelas ini. Hari ini adalah hari dimana aku akan mengetahui hasil ulangan harian bahasa inggrisku yang minggu lalu ku kerjakan. Aku sudah dapat menebak, "pasti nilaiku tidak di bawah 85." gumamku dalam hati. Teman-temanku menunggu dengan cemas, tidak terkecuali Rina. Rina adalah teman dekatku, dia memang tidak pandai dalam pelajaran bahasa inggris. Dia selalu meminta bantuanku dalam hal ini. Jujur, aku senang bisa lebih unggul dari rina. Terkadang, aku kelewat sombong ketika dia memintaku untuk membantunya belajar.
Satu hari sebelum ulangan harian, rina menanyakan kepadaku,"mia, kamu gak belajar? besokkan ulangan.". Dengan tenang aku menjawab,"enggak ah, inikan gampang, mending kamu aja yang belajar."
Rina mungkin merasa tersindir dengan kata-kataku. Rina pun menjawab,"oh yaudah, aku tahu kok kamu memang jago bahasa inggris.". "aduh, sorry bukannya begitu, maaf ya rin." balasku menyesal. Rina menyudahi pembicaraan kita dengan santai. Walaupun aku tahu perbuatanku pasti sudah menyakitinya.
Kembali ke hari pembagian nilai, namakusudah disebut. Aku berjalan dengan tenang, guruku hanya tersenyum dan berkata, "tumben kamu." aku bingung, lalu aku melihat kertas ulanganku. "75", ya nilai itu tertulis di kolom nilai. Aku sangat kaget, padahal aku yakin bisa mengerjakan soal itu. Nama selanjutnya.
Rina, dia berjalan dengan muka tegang. Bu Ida guru bahasa inggrisku, tersenyum manis ke arah Rina. Rina pun melihat kertas ulangannya dan dia langsung menegakkan kepala dan tersenyum riang.
Aku sangat penasaran. Aku menghampirinya dan melihat kolom nilai dikertas ulangannya. "95", angka yang sangat tinggi untuk seorang rina. Aku sangat kaget dengan semua ini. Aku pun menepi dan kembali duduk di bangkuku. Aku tidak berani melihat ke arah rina, aku takut dia menanyakan kabar nilaiku. "bagaimana bisa, rina mendapat 95 dan aku 75." gumamku dalam hati. Aku berpikir, mungkin inikarma atas kata-kataku waktu itu. Kata-kata yang sudah menyakiti hati rina, mungkin bukan hanya rina.
Quote: "Jangan pernah merendahkan orang lain, karena kita tidak tahu apa yang akan tterjadi 1 tahun ke depan, seminggu ke depan atau 1 hari ke depan. Mungkin orang yang kita rendahkan akan menjadi orang yang jauh lebih baik dari kita, satu tahu kemudian atau keesokan harinya."
No comments:
Post a Comment